Friday, August 18, 2006

Three Days Solo Performance [UNTITLED] 2000

performance partner Mahesa Jiway [4,5 years old] for the first time.

























1st Day
The Past Let It Go, Photo by Daming Agus. Barrack Gallery 2000.


A cleaning ritual , to let the history pass, and to take it off what we wear today, and lets make it clean, and lets Young generation organize their life without us, if we could.
but history always connected each other, we are here now because someone who live before us, also next generation because of us.




























2nd Days

Today [cutting beard], photo by Agus Daming. barrack gallery 2000

Realizing what happen today is related to the past, can we enjoying what we have today?
Today we are in suffering, too many bad things happened related to everywhere, Now we dying.
sundanese said, di co`o gado play with somebody`s chin, mean a challenge to deffence the family pride. but now, we are too weak, and lets everythings happen, they even cut our beard, we can`t do anything, we are too weak for fighting even to say what we need to stand on our feet, we can`t






























3rd Days
The Future photo by Agus Daming, Barrack gallery 2000.

Future is a dream, being real we have to find the way out to catch the dream. so lets the generation go to front line and our duty is open the way for them to get the future will be better.

1 comment:

ina said...

Apa sih masa lalu? Apa itu masa kini? Apa esensi dari masa depan? Nampak sedang kesakitan. Atau menyakiti diri sendiri adalah kebahagiaan? Seni memang bebas tafsir, though, maybe, kalau ngomongin seni di Indonesia pasti terbatas juga pada etika. Tapi kalau buat saya, memakan masa lalu, melepaskan, membuang, mengendapkan atau bahkan mengingkarinya bukan strategi berdamai dengan yang sudah berlalu, tapi penyiksaan tersirat, karena bagaimanapun juga, berdamai dengan masa lalu agar bisa menjalani masa kini dan menghadapi masa depan yang masih abstrak adalah dengan memaafkan. Apa sih memaafkan? Bagaimana sih memaafkan? Bukan hanya sekedar lupa, tapi berkomitmen untuk tidak lagi melakukan. Masa depan = mimpi? Kalau Spinoza bilang, mungkin benar masa depan adalah mimpi. Tapi kalau hanya percaya segala sesuatu yang berada didepan adalah mimpi, kapan kita belajar membaca peristiwa dengan mata terbuka dan kebesaran hati seorang dewasa?...though, maybe..its just an euphoria...:)
Buat saya, ketiganya, yang dulu, sekarang, nanti sama-sama nyata dan punya porsi yang seimbang untuk memperoleh hak menjadi memorabilia. Nggak usah memaksa melupakan, tapi berikanlah kelapangan hati supaya jalan menuju kekinian hari dan hari dimasa depan juga terbuka dengan lebar. Kalau sekali-sekali buka ruang kontemplasi yang ceria dan nggak bernada ironi...kayaknya asyik juga...Karena kita sudah terlalu lama tenggelam dalam banyak bahasa metafor yang serba sarkastis. Dont u need some space 4 take a long deep breath?